PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENDAHULUAN 

Kurikulum memiliki kedudukan yang sangat penting dalam proses pendidikan di sekolah, Herbert M.Kliebard dalam jurnalnya (dikutip dalam Asyifa Fitria Nurrahmadani dalam jurnalnya, 2016) mengatakan “bahwa pembuatan kurikulum harus memberikan perhatian tentang bagaimana peserta didik diajar, tidak hanya apa yang harus diajar saja tapi apa peraturan yang dapat memerintah dalam mengajar peserta didik”, karena itu kurikulum tidak disusun sembarangan, terdapat landasan yang mengatur tersusunnya kurikulum. (Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011, hlm. 17) mengemukakan “secara umum dapat disimpulkan bahwa landasan pokok dalam pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu pengetahuan (iptek)”. Hal yang senanda juga dijelaskan oleh Nana syaodih sukmadinata (2002, hlm. 38) mengemukakan ada beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum , yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya serta perkembangan ilmu dan teknologi. Berdasarkan kutipan di atas jelas sudah bahwa dimanapun kurikulum di buat haruslah memiliki empat landasan tersebut, yang akan di sesuaikan dengan ide dan analisis kebutuhan dalam merancang kurikulum.

Baca Juga: Kajian Kurikulum Pendidikan Seni 

Landasan Pengembangan Kurikulum

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam kurikulum di pakai untuk membahas atau memberikan pemahaman segala yang ada di alam, mencari tahu segala kebenaran dan menilai nya atas segala permasalahan yang ada terutama pada maslah pendidikan. Donald Butler (dikutip dalam Nana syaodih sukmadinata, 2002. Hlm. 40) menjelaskan “filsafat memberikan arah dan metodologi terhadap praktik pendidikan, sedangkan peraktik pendidikan memberikan bahan-bahan bagi pertimbangan filosofis”. 

2. Landasan Psikologis

Landasan psikologis, Nana syaodih sukmadinata (2002, hlm. 45) menjelaskan “kondisi psikologis merupakan karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan lingkungan”. Landasan ini menjelaskan segala perilaku yang di perlihatkan oleh seorang dikehidupannya baik itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Terdapat banyak teori yang mendukung landasan psikologis pada anak  teori tersebut antara lain teori herediter (keturunan) yaitu dimana seorang anak memilki bakat bawaan dari orang tuanya, teori environtment (lingkungan) yaitu dimana anak bias berbakat seni karena berada pada lingkungan pencinta seni, teori motivasi, minat, bakat dan teori psikologi perkembangan. Kutipan berikut berasal dari sumber yang sama: (Nana syaodih sukmadinata, 2002, hlm. 50) menjelaskan:

Ada empat tahap perkembangan kognitif anak menurut teori Piaget, yaitu:

1. Tahap Sensorimotor, usia 0-2 tahun

2. Tahap Praopersional, usia 2-4 tahun

3. Tahap Konkert Operasional, usia 7-11 tahun

4. Tahap Formal Operasional, usia 11-15 tahun

Tahap Sensorimotor disebut juga masa  discriminating and labeling, pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks, bahasa awal, waktu sekarang, dan ruang yang dekat saja. Masa praopresional atau prakonseptual disebut juga masa intuitif dengan kemampuan menerima perangsang yang terbatas. Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, pemikirannya masih statis dan belum mampu untuk berfikir abstrak, presepsi waktu dan tempat masih terbatas, masa konkret oprasional di sebut juga masa performing operation. Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyususun, menderetkan, melipat, dan membagi. Masa formal Operasional disebut juga  masa proportional thingking, pada masa ini anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, mereka sudah mampu berfikir dedukatif, indukatif, menganalisi, menyintesis, mampu berfikir abstrak dan berfikir reflektif, serta memecahkan berbagai masalah.

Baca Juga: Komparasi Kurikulum KBK dan KTSP Seni Budaya

3. Landasan Sosial Budaya 

Suwilah (2014) menjelaskan “landasan sosial budaya, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi antrofologi yang dijadikan tolak dalam pengembangan kurikulum. Karakteristik sosial budaya di mana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan di kembangkan”. 

4. Landasan Perkembangan Ilmu dan Teknologi

“Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hadwere maupun software sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi” (suwilah, 2014)

Guru sebagai Pendidik Profesional

Guru berperan dalam sangat penting dalam perencanaan kurikulum, guru adalah seorang yang merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan kurikulum bagi kelasnya. “tujuan utama kegiatan guru dalam mengajar ialah mempengaruhi perubahan pola tingkah laku para siswanya” (Nana syaodih sukmadinata, 2002, hlm. 195)

DAFTAR RUJUKAN

Nurrahmadani, Asyifa Fitra. (2016). Hakikat Kurikulum. Retrieved from https://www.academia.edu/28562518/Hakikat_Kurikulum

Suwilah. (2014). Landasan Pengembangan Kurikulum. Retrieved from https://suwilah.wordpress.com/2014/03/28/landasan-pengembangan-kurikulum-2/

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2002). PENGEMBANGAN KURIKULUM: Teori dan Praktek. BANDUNG: PT REMAJA ROSDAKARYA

Tim Pengembang MKDP. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers, Devisi Perguruan Tinggi PT Raja Grafindo Persada


No comments:

Featured Post

Materi 6: RAGAM HIAS PADA WASTRA INDONESIA

Powered by Blogger.