PPKn Kelas 9 BAB IV: KEBERAGAMAN MASYARAKAT DALAM BINGKAI BHINEKA TUNGGAL IKA

KEBERAGAMAN MASYARAKAT DALAM BINGKAI BHINEKA TUNGGAL IKA

Dalam kehidupan manusia selalu ada masalah. apalagi dalam kehidupan masyarakat yang beragam, seperti bangsa Indonesia.  akan tetapi, masalah seperti konflik sosial perlu disikapi dengan hati-hati. Jadi, mari kita pahami tentang keberagaman masyarakat untuk menyikapi setiap konflik yang terjadi.

MEMAHAMI DAN MENGHORMATI KEBERAGAMAN SARA

Bentuk Keberagaman Masyarakat Indonesia meliputi keberagaman Suku Bangsa, Adat Istiadat, Agama dan Antar Golongan (SARA).


Prinsip-prinsip persatuan dalam keberagaman SARA di Indonesia
  1. Prinsip musyawarah dan mufakat
  2. Prinsip kebersamaan melalui gotong royong dan Toleransi
  3. Prinsip nasionalisme 
  4. Prinsip kebebasan yang bertanggung jawab 
  5. Prinsip wawasan Nusantara 
  6. Prinsip persatuan untuk mencapai cita-cita reformasi


Upaya yang dapat dilakukan untuk menghormati keberagaman suku & budaya di Indonesia

Keberagaman suku
  • Menciptakan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari
  • Semangat tolong menolong dan kerjasama
  • Selalu mengupayakan demokrasi/musyawarah
  • Mengutamakankepentingan bersama 
  • Memperkokoh persatuan dan kesatuan 
Keberagaman budaya
  • Menghormati kebudayaan lain
  • Tidak menghina kebudayaan lain
  • Mau menonton atau belajat seni tradisional lain
  • Bangga dengan hasil kebudayaan dalam negeri melakuka upaya pelestariian kebudayaan: membentuk sanggar menyebar luaskan seni budaya, mengadakan seminar seni budaya
Keberagaman Agama 
  • Saling menghargai antar pemeluk agama
  • Tidak mengganggu agama lain yang sedang beribadah
  • Meneladani nilai ajaran agama yang dianut.
Keberagaman Ras
  • Menerima Ras lain dalam pergaulan sehari-hari
  • Tidak menjelek-jelekkan, merendahkan dan menghina Ras lain
Keberagaman Golongan 
  • Tidak membeda-bedakan antar golongan yang berbeda
  • Tidak menjelek-jelekan, menghina dan merendahkan golongan lain 
Keberagaman Gender

  • Tidak membedakan antara pria dan wanita dalam aspek kehidupan namun, wanita tetap harus mengingat kodratnya sebaai wanita.
KEBERAGAMAN RAS DI INDONESIA


  • Pengertian Kebudayaan 

Kebudayaan adalah hasil cita, rasa, dan karya manusia dalam suatu masyarakat dan diteruskan dari generasi ke generasi melalui belajar. Keberagaman ras di indonesia terjadi karena datangnya bangsa asing ke Indonesia, sejarah penyebaran ras di indonesia serta letak dan kondisi geografis wilayah indonesia.

Ras yang ada di indonesia:

  • Ras Malayan-mongoloid (simatera, jawa, bali, NTB, kalimantandan Sulawesi)
  • Ras Malanesoid (Papua, Maluku, NTT)
  • Ras Asiatic Mongoloid (orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini menyear di seluruh indonesia namun terkadang menetap di daerah tertentu)
  • Ras Kaukasoid (India, Timur tengah, Australia, Eropa dan Amerika)


Dilihat dari berbagai asfek, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk (plural). Dari segi etnis, misalnya ada suku Melayu suku batak dan suku yang lainnya sehingga menjadi suku yang besar di tanah air ini. Pluralitas/masyarakat majemuk merupakan Rahmad Allah SWT, dan merupakan sunntatullah atau ketetapan Allah (Allah berfirman):

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.( Al-Hujurat 13 ).


Sistem penarikan keturunan/ kekerabatan di Indonesia
  • System kekerabatan parental atau bilateral: Sistem keturunan yang ditarik menurut gairs dua sisi (bapak-ibu) atau disebut ouderlijk. Di mana kedudukan anak laki-laki dan perempuan tidak dibedakan. Dalam kekerabatan ini, berlaku perkawinan bebas. Artinya kedudukan suami-sitri sederajat dan seimbang. Sistem kekerabatan ini diikuti masyarakat Jawa, Aceh, Kalimantan, dan lainnya.
  • System kekerabata Patrilineal: Sistem keturunan yang ditarik menurut garis bapak. Dalam sistem ini, kedudukan anak laki-laki lebih utama dibandingkan anak perempuan. Bila suatu keluarga tidak memiliki anak laki-laki, maka keluarga tersebut harus melakukan pengangkatan anak. Pada sistem kekerabatan patrilineal, berlaku adat perkawinan jujur. Setelah perkawinan, si istri harus mengikuti suami dan menjadi anggota kerabat suami termasuk anak-anak yang dilahirkan dari perkawinannya. Sistem kekerabatan patrilineal, biasanya diikuti pada masyarakat Batak, Bali, Lampung dan lainnya.
  • System Kekerabatan Matrilinial: Sistem keturunan ditarik menurut garis ibu, di mana kedudukan anak perempuan lebih unggul dibandingkan anak laki-laki. Dalam sistem ini, umumnya berlaku perkawinan semenda. Perkawinan semenda yaitu setelah perkawinan si suami mengikuti istri. Namun suami tetap menjadi anggota kerabat asal dan tidak masuk ke dalam kerabat istri. Sedangkan anak-anak hasil perkawinan harus mengikuti anggota kerabat ibunya. Sistem kekerabatan matrilineal, biasanya diikuti pada masyarakat Minangkabau.
PERMASALAHAN DALAM KEBERAGAMAN DAN SARA


Berikut ini merupakan macam-macam konflik yang terdapat di Indonesia 


Macam-macam konflik



Dampak atau kerugian dari adanya konflik dalam masyarakat adalah

  1. Rusaknya tatanan kehidupan masyarakat
  2. Menimbulkan korban jiwa
  3. Kerugian harta benda
  4. Hilangnya rasa kebersamaan, toleransi, dan gotong royong
  5. Emosi masyarakat mudah tersulut hingga mudah diadu domba.

UPAYA PENCEGAHAN KONFLIK 

Alat pemersatu bangsa 

Dalam menyatkan persatuan dan kesatuan agar terhindar dari sara Indonesia harus memiliki alat pemersatu bangsa. Menurut UUD no. 24 tahun 2009 telah di atur apa-apa saja yang menjadi alat pemersatu bangsa antara lain Dasar Negara 

Dampak atau kerugian dari adanya konflik dalam masyarakat adalah

  1. Rusaknya tatanan kehidupan masyarakat
  2. Menimbulkan korban jiwa
  3. Kerugian harta benda
  4. Hilangnya rasa kebersamaan, toleransi, dan gotong royong
  5. Emosi masyarakat mudah tersulut hingga mudah diadu domba.

UPAYA PENCEGAHAN KONFLIK 


Alat pemersatu bangsa 

Dalam menyatkan persatuan dan kesatuan agar terhindar dari sara Indonesia harus memiliki alat pemersatu bangsa. Menurut UUD no. 24 tahun 2009 telah di atur apa-apa saja yang menjadi alat pemersatu bangsa antara lain Dasar Negara yakni Pancasila, Bendera Merah putih, Bahasa & Lagu Nasional Indonesia, Bhineka Tunggal Ika.


Factor dan Upaya peyelesaian konflik-konflik di masyarakat

Berikut ini merupakan factor pemicu terjadinya konflik di kalangan masyarakat 

  • Perasaan dan emosi
  • Kebutuhan dan kepentingan yang berbeda
  • Perlakuan tidak manusiawi dan tidak adil
  • Perbedaan individu, kepentingan, dan kebudayaan yang didasari sifat Primodialisme, Stereotip, Etnik, Chauvinisme.
Upaya pencegahan konflik 
  1. Preventif : upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah atau sebelum masalah terjadi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sikap toleransi, kerja sama, latihan bersama, dan sebagainya
  2. Represif : upaya mengatasi masalah pada saat atau setelah terjadi masalah, seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan sebagainya
  3. Kuratif, merupakan upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi. Cara ini bertujuan untuk mengatasi dampak dari masalah yang terjadi. Misalnya, pendampingan bagi korban kerusuhan, perdamaian, kerja sama, dan sebagainya
Alternatif penyelesaian masalah
  • Metode Kompetisi (Competition) teknik persaingan Contoh : pihak yang berkuasa akan memberikan alternatif siapa tidak setuju mundur.
  • Metode menghindari (Avoidance) Salah satu pihak yang berkonflik menarik diri atau menghindari konflik Contoh : elite politik zaman orba menarik diri dan tidak ikut lagi dalam kegiatan polotik pemerintahan reformasi
  • Metode Akomodasi (accomodation) Menciptakan kondisi damai untuk sementara, ini diterapkan kalau ada tuntutan dari pihak yang berkonflik dan pihak lain mengalah Contoh: konflik Dayak dan madura di Sambas diselesaikan oleh pemerintah dengan menyediakan penampungan sementara bagi pengungsi suku Madura sampai ada kesepakatan.
  • Metode Kolaborasi (Collaboration) Memberikan keuntungan yang sama pada pihak yang berselisih
  • Metode kompromi (Compromise)Melakukan perundingan secara damai untuk menentukan kesepakatan.
  • Metode Pengurangan konflik Menekan atau mengurangi antagonisme yang ditimbulkan dengan cara :Mengganti tujuan yang menimbulkan konflik dengan tujuan yang dapat diterima oleh dua pihak yang berkonflik Mempersatukan kedua pihak yang bertentangan dengan menimbulkan ancaman dari luar.

Terimkasih telah berkunjung

    No comments:

    Featured Post

    Materi 6: RAGAM HIAS PADA WASTRA INDONESIA

    Powered by Blogger.